Dimana
Saljuku
Oleh Bayu
Imaduddin
Ku pernah
bermimpi
Butiran
halus itu turun
Hinggap di
ujung rambutku
Bagai
malaikat dengan anggunnya
Namun ia
hancur, ia lenyap
Aku tak
berdosa
Tapi aku
tahu ia disana
Ia hanya
berubah
Menjadi
tetesan air
Menyelimuti
diri ini
Seketika
itu, ia tak lagi khayalan
Aku telah
disini
Dapat
menyambut kedatangannya
Tuk pergi
ke gerbang yang baru
Aku tahu ia
akan datang
Untukku,
untuk mereka
Walau tak
suka dengan sentuhannya
Namun ia
suci, ia putih
Suka ria
beriringan dengannya
Siapa yang
tak gembira
Suatu hari
ku memandang
Menembus
jendela di pojok ruangku
Bersama
dengan angin yang menghembus
Ia menari
menuju ibu pertiwi
Bukan
tetesan air, bukan debu
Ia datang, ia datang
Ini telah waktunya
Namun ia datang seketika saja
Ku tahu, ia akan memenuhi janjinya
Kan datang lagi untukku, untuk mereka
Kini bunga lah yang menyambut pagiku
Tidak, ini bukan lah waktunya
Aku tidak benci dengan bunga
Namun, ia telah berjanji padaku
Tuk menghiasi pohon cemara
Tuh menutupi lekah pegunungan
Tuk datang menghampiri
Tidak, tidak
Kau telah berjanji
Kau harus datang
Untukku, untuk mereka
Salju....
Dimana kah kamu?
Dimana saljuku?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Walau saya kurang tahu apakah puisi di atas
bagus atau tidak, saya gak nyangka kalua saya bisa buat puisi haha. Puisi di atas sendiri dimaksudkan untuk memberi tahu bahwa saat ini (khususnya) di Eropa, yang seharusnya telah musim dingin/salju, justru sangat cerah (antara 5-15oC) dan tak ada salju. Biasanya di bulan Desember salju telah turun dan utamanya pada hari Natal, salju sudah bertumpukan. Ini terutamanya disebabkan oleh perubahan iklim yang sangat nyata. Oleh karena itu, tindakan untuk perubahan iklim bener-bener dibutuhkan, guys!
Salam hangat,
Bayu
No comments:
Post a Comment