Sebenarnya, hari ini saya tidak berencana untuk menulis tentang hal ini, melainkan tentang topik yang saya pelajari di Global Affairs minggu kemarin. Saya menulis ini karena saya merasa hal ini penting untung diserap dan dimengerti oleh kebanyakan orang Indonesia, yang kemudian bisa digunakan ke isu-isu yang ada sekarang di masyarakat, seperti masalah SARA, gender, orientasi seksual, dan semacamnya.
Tulisan
saya ini didasarkan oleh opini seorang aktivis dalam persamaan gender, Gina
Crosley-Corcoran, di huffingtonpost.com. Dalam tulisan yang berjudul “Explaining White Privilege to A Broke Person”, ia membahas tentang hak istimewa yang
dimiliki oleh orang kulit putih. Masalah ras sebenarnya sudah jauh lebih baik
di dunia ini sekarang dibanding beberapa dekade yang lalu. Tetapi, ada beberapa
orang yang mengucapkan istilah “White Privilege” atau hak istimewa orang kulit
putih, yang kemudian ada beberapa pihak yang tersinggung, karena mereka (baca:
orang kulit putih) merasa tidak pernah diberi hak istimewa apapun.
Berbeda
dengan hak asasi, hak istimewa adalah hak yang dimiliki orang tertentu karena
suatu posisi atau kondisi yang dimiliki orang tersebut. Memang, kita sebagai
masyarakat tidak pernah memberi hak istimewa apapun kepada orang kulit putih
secara langsung. Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, secara tidak langsung memang
ada hak-hak yang hanya dimiliki sekumpulan orang tertentu. Dalam tulisan Gina,
ia menyebutkan hal-hal ini sebagai contoh:
- Kewarganegaraan: menjadi warga negara tertentu, seperti Amerika, tentu memberikan hak-hak yang tidak dimiliki warga negara lain.
- Kelas sosial: dilahirkan dalam keluarga dengan keuangan yang stabil dapat menjamin kesehatan, kebahagian, keamanan, pendidikan, kecerdasan, dan kesempatan dalam masa depan yang tidak dimiliki keluarga kurang mampu.
- Orientasi seksual: dilahirkan sebagai heteroseksual dijamin secara hukum dan memiliki rasa aman dimasyarakat
- Jenis Kelamin: dilahirkan sebagai laki-laki membuat kita tidak perlu takut akan perkosaan pada tengah malam
- Kemampuan: dilahirkan tanpa keterbatasan membuat kita tidak perlu merencanakan hidup kita di sekitar akses kebutuhan-kebutuhan khusus.
Dan dari
saya sendiri, saya juga dapat menyebutkan banyak contoh bagaimana kita diuntungkan
atau memiliki hak istimewa dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhananya:
menjadi orang Asia. Saya sangat diuntungkan karena sebelumnya saya telah
menempuh pendidikan Asia (baca: kurikulum 2013 :D) yang cenderung sulit,
sehingga setidaknya dalam ilmu eksak, saya sudah memiliki dasar yang lebih
dibanding teman-teman saya yang lain. Tetapi, pada saat yang sama, berdasarkan
beberapa opini, menjadi seorang (lelaki) Asia cenderung dipandang sebelah mata,
khususnya secara fisik, yang sebenarnya juga bukan masalah bagi saya.
Contoh
kecil lainnya lagi adalah menjadi orang Islam di Indonesia. Bagi orang-orang
non-muslim, mereka kadang-kadang perlu berjuang demi melaksanakan kegiatan
tertentu sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Intinya sih sederhana,
apabila kita beruntung dilahirkan dengan “hak-hak istimewa” tersebut,
bersyukurlah! Saya pun teringat dengan ayat Al-Quran yang berulang-ulang
diucapkan dalam surat Ar-Rahman, yang berarti: “Maka nikmat Tuhanmu mana lagi
yang kamu dustakan?”. Pokoknya, jangan lupa bersyukur!
Tetapi,
bersyukur saja tidak lah cukup. Kita juga perlu benar-benar sadar akan adanya
orang-orang yang tidak memiliki hak-hak istimewa tersebut, yang berjuang mati-matian
demi apa yang mereka perjuangkan. Cobalah ikut berpartisipasi memperjuangkan
hak-hak orang tersebut, kalau bisa, dengan cara apapun. Atau setidaknya, seperti dalam isu orientasi
seksual yang sedang hangat di Indonesia, cobalah untuk sadar bahwa mereka sedang
berjuang mati-matian demi rasa aman bagi diri mereka sendiri. Walau seandainya
kalian tidak memiliki pendapat yang sama, setidaknya cobalah untuk memberi reaksi
yang positif dan membangun. Dalam kasus di atas, mungkin kita bisa memberi
dukungan mental, seperti mendengarkan cerita mereka dan/atau secara perlahan
membawa ke arah yang lebih baik (kalau bisa – saya pun tidak tahu).
Dunia ini
memang tidak lah adil. Selalu ada beberapa pihak yang lebih diuntungkan
dibanding yang lain. Tetapi, alangkah indahnya dunia ini, kalau semua orang berusaha
untuk membuat dunia ini lebih adil
dan lebih indah, ya kan? :)
Salam
hangat,
Bayu Ahmad
Bayu Ahmad
No comments:
Post a Comment