Hari ini
teman saya curhat mengenai Ujian
Nasional yang baru dia ikuti hari ini. Jujur saja, saya tidak tahu sama sekali
mengenai bagaimana sistem UN yang sedang berlangsung, sebab saya memang belum
pernah mendapat informasi mengenai UN SMA, terlebih UNBK yang kini berlangsung
di SMA lama saya. Yang saya tahu dari UN ini adalah sistemnya dibagi menjadi
sesi-sesi, tetapi saya tidak tahu apakah soalnya sama atau tidak dan
sebagainya.
Saya hanya
dengar dari teman saya bahwa ia mendapat akses ke kunci jawaban, layaknya beberapa siswa lainnya. Dalam curhat-nya, ia menanyakan saran
saya apakah ia harus ikut mencontek atau tidak. Ia bilang ia lelah
mendengar orangtuanya kecewa selama ini mengenai nilainya yang buruk walaupun
dia berusaha jujur, yang sementara teman-temannya mendapat nilai bagus karena
mencontek. Ia pun memasrahkan diri apabila saya akan memaki-maki dia.
Saya pun
awalnya bingung. Entah kenapa, saya sulit menjawab curhatan teman saya ini. Bisa jadi karena saya memang sudah terbiasa
dengan lingkungan yang tidak contek-mencontek dan sebagainya, atau bisa jadi
karena saya juga berempati dengan teman saya. Jujur saja, saya juga akan sama
lemahnya dan bingungnya apabila saya berada dalam kondisi teman saya. Saya juga
membayangkan posisi teman-teman saya yang lainnya, yang seringkali mengalami
ketidakadilan yang masih ada dalam pendidikan di negeri ini, pun juga mungkin
lelah dicurangi dan tergoda untuk ikut mencontek.
Kepada
teman-teman saya, saya tidak ingin semata-mata memarahi kalian dan melarang
kalian untuk tidak mencontek. Secara, saya sendiri tidak berada dalam posisi kalian.
Saya juga tahu bahwa kalian sudah cukup dinasihati oleh berbagai sumber, baik
orangtua, guru, maupun lingkungan di media sosial. Tapi, jika saya dalam posisi
kalian, yang saya akan lakukan adalah menanyakan diri saya sendiri, seperti:
- Seberapa
penting sih UN ini bagi saya? Apakah UN ini merupakan jaminan masa depan yang lebih
baik? Apakah masa depan yang dianggap lebih baik itu juga akan lebih bermanfaat
bagi orang lain?
- Apakah
mental saya cukup sampai disini? Apakah saya ingin punya masa depan dengan
mental lemah? Apakah nilai di atas kertas lebih berharga daripada nilai moral saya?
- Jika saya
lelah dicurangi, bukannya dengan ikut mencontek akan menambah ketidakadilan
dalam sistem pendidikan ini?
- Jika saya
dalam kondisi teman saya diatas, apakah saya bisa menceritakan kondisinya
kepada orang tua saya dan meminta dukungan mereka untuk menjadi jujur dalam UN
ini? Bukannya mereka akan lebih bangga?
- Dan sebagainya.
Dengan
menanyakan diri kalian sendiri, setidaknya kalian dapat mengetahui diri kalian
lebih dalam dan tidak semata-mata takut dan mengikuti teman-teman yang lain. Ini
juga tidak berarti saya mendukung kalian untuk mencontek. Sama sekali. Saya sendiri adalah
orang yang sangat menghargai kejujuran. Tapi, saya juga tahu beban kalian
sangat lah berat, dan kalian sendiri mungkin juga telah menanyakan diri kalian
sendiri berkali-kali.
Jika kalian
merasa beban kalian sangat lah berat, jangan lupa banyak di sekitar kalian yang
dapat memberi dukungan kepada kalian – orang tua, guru, atau sesama teman.
Jangan lupa juga untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa dan simply berdoa untuk yang terbaik. Dan
jangan lah lupa untuk percaya kepada kemampuan diri kalian sendiri. :)
Dan sebagai
penutup, saya sekali lagi ingin mengucapkan: selamat berjuang para peserta Ujian Nasional 2016! Semoga kalian dapat mendapat yang terbaik. Aamiin.
Salam,
Bayu Ahmad
Bayu Ahmad
No comments:
Post a Comment