Saturday, March 14, 2015

"Gantunglah cita-citamu setinggi langit!"

Katanya semua orang itu dilahirkan sama.

Semua orang Indonesia makanan pokoknya juga sama, nasi.

Dengan rata-rata penggunaan otak yang sama, lantas apa yang membedakan kita?

Aku semakin kagum dengan orang Jepang yang sangat tepat waktu sehabis membaca buku Nihon Kara O Miyage oleh Supriyanto.

Aku juga kagum dengan orang Bali yang hampir selalu mempertahankan nilai ujian nasional tertinggi.

Tetapi, aku bingung mengapa kata temanku ada orang yang di lingkungan pembuangan sampah menggunakan air kotor dan justru menolak air bersih.

Dan begitu pula hal lainnya yang dipertahankan suatu kelompok.

Lantas, apa?

Ya, menurutku itu terjadi sebab standar orang yang berbeda-beda.

standar 2 /stan·dar / 1 n ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan - KBBI Online


Standar, patokan, stereotip, faktor lingkungan, dan hal yang kurang lebih sama.

Orang Bali terpacu untuk belajar lebih agar meraih nilai ujian nasional tertinggi sebab hal itu telah menjadi kebiasaan mereka.

Orang Jepang yang sangat tepat waktu juga begitu. Bisa jadi mereka dilahirkan dengan karakter malas, tetapi nilai-nilai itu pun dapat masuk seiring waktu berjalan. Seperti kata orang juga, "Bisa karena biasa.".

Orang yang menolak air bersih juga mungkin berpikir bahwa air bersih itu tidak sehat karena mereka lebih sering menemukan air kotor di lingkungan pembuangan sampah.

Manusia terbiasa mengerjakan sesuatu sampai yang mereka kira cukup. Dan masalahnya adalah seberapa besar "cukup" itu bagi kita?

Makanya ada peribahasa "Gantunglah cita-citamu setinggi langit!". Dengan menaruh cita-cita kita, standar kita, atau patokan kita lebih tinggi, maka kita akan berusaha lebih keras untuk meriah standar tersebut.


Nilai moral: Jangan batasi standar atau patokan kita dengan lingkungan kita. Ingatlah "Ada langit di atas langit". Aku suka bilang ke diriku sendiri: "Jangan membandingkan dengan orang lain, tetapi bandingkan lah dengan kesempurnaan. Kita tidak bisa menjadi sempurna, tetapi kita bisa mendekati kesempurnaan."




No comments:

Post a Comment