Baru saja beberapa hari ini saya mengambil keputusan menjadi vegetarian. Kembali beberapa bulan yang lalu, saya tidak tahu sama sekali apa sih pentingnya cuma makan sayur-sayuran doang. Kasihan sama hewan? Hmmm... Hidup sehat? Bukannya makan daging justru lebih banyak protein ya?
Tetapi, setelah beberapa minggu saya tinggal di sekolah baru saya, saya akhirnya tau alasan-alasan mengapa menjadi vegetarian itu penting. Secara garis besar, sebagian besar orang mengambil pilihan ini bukan karena pingin sehat, tetapi karena mereka peduli lingkungan. Lho, apa hubungannya makan daging sama peduli lingkungan? Saya juga tidak mengerti pada awalnya. Tetapi lama-kelamaan saya pun mengerti dan dalam tulisan ini saya akan coba jelaskan.
Vegetarian! Hehehe |
Pertama, dulunya dalam proses produksi ternak, terutama sapi, kita hanya memberi rumput yang dimana kita sendiri tidak bisa cerna. Tetapi, di zaman modern ini, banyak sekali peternakan, terutama di luar negeri, memberi makan ternak mereka dengan jagung atau kacang kedelai yang sebenarnya kita bisa cerna. Salah satu alasan terbesarnya adalah karena mereka ingin menaikkan harga jagung atau kacang kedelai, seiring dengan menurunnya jumlah pasokan, dan juga menaikkan kualitas daging ternak agar lebih layak jual.
Kenapa ini menjadi masalah? Tentu masalah. Ibaratkan kita membutuhkan 3 karung jagung untuk pakan seekor sapi per hari, yang dimana sapi tersebut cuma bisa dimakan oleh 1 orang pada akhirnya. Sedangkan, jika kita memakan langsung sejumlah jagung itu, kita bisa saja memberi makan 10 orang per hari.
Gak efisien dong? Jelas, kita bisa aja mengurangi masalah kelaparan di dunia ini dengan perubahan pola makan ini. Selain pakan, produksi hewan ternak juga tidak efisien dalam penggunaan air, waktu dan lahan, yang juga merupakan masalah dunia sekarang.
Kedua, hewan ternak memiliki dampak langsung terhadap lingkungan. Sapi sendiri menghasilkan banyak CO2 secara tidak efisien karena faktor pakan dan waktu. Lalu, dalam sehari-hari, sapi juga mengeluarkan gas metana dengan jumlah yang signifikan (baca: kentut). Dan gas metana ini memiliki dampak gas rumah kaca jauh lebih besar dibanding CO2.
Dalam perawatannya, hewan ternak, apalagi sapi, membutuhkan lahan yang sangat luas. Sebagai reaksi terhadap permintaan produksi daging yang melambung tinggi, peternakan-peternakan pun melakukan ekspansi dengan cara yang tidak ramah lingkungan, yaitu penebangan hutan. Ini terjadi secara besar-besaran seperti di Hutan Amazon di Brazil. Bisa dibilang, perternakan berkontribusi lebih dari 20% gas rumah kaca sekarang ini dan itu parah.
Oleh karena itu, saya pun akhirnya mengambil keputusan untuk menjadi vegetarian.
Dengan ini, setidaknya saya ingin kalian tahu saja, apa alasan orang-orang menjadi vegetarian dan apa gerakan yang dilakukan orang di negara maju sekarang ini. Tidak muluk-muluk, saya juga berharap bahwa ada yang ikut tergerak oleh tulisan ini. Gak harus sepenuhnya jadi vegetarian kok!
Kita bisa membuat perubahan dengan cara sederhana, seperti memakan lebih sedikit daging setiap harinya. Menjadi vegetarian di Indonesia bisa dibilang lebih mudah kok, toh sayur dan rempah-rempah lebih enak dan bervariasi dibanding di Eropa.
Sekian tulisan saya dan terima kasih sudah membaca! :D Oh, satu lagi, saya harap kalian juga bisa membantu dengan menyebarkan pesan ini. Sekali lagi, terima kasih.
Salam,
Bayu Ahmad
No comments:
Post a Comment