Monday, April 4, 2016

Nyontek?


Hari ini teman saya curhat mengenai Ujian Nasional yang baru dia ikuti hari ini. Jujur saja, saya tidak tahu sama sekali mengenai bagaimana sistem UN yang sedang berlangsung, sebab saya memang belum pernah mendapat informasi mengenai UN SMA, terlebih UNBK yang kini berlangsung di SMA lama saya. Yang saya tahu dari UN ini adalah sistemnya dibagi menjadi sesi-sesi, tetapi saya tidak tahu apakah soalnya sama atau tidak dan sebagainya.

Saya hanya dengar dari teman saya bahwa ia mendapat akses ke kunci jawaban, layaknya beberapa siswa lainnya. Dalam curhat-nya, ia menanyakan saran saya apakah ia harus ikut mencontek atau tidak. Ia bilang ia lelah mendengar orangtuanya kecewa selama ini mengenai nilainya yang buruk walaupun dia berusaha jujur, yang sementara teman-temannya mendapat nilai bagus karena mencontek. Ia pun memasrahkan diri apabila saya akan memaki-maki dia.

Saya pun awalnya bingung. Entah kenapa, saya sulit menjawab curhatan teman saya ini. Bisa jadi karena saya memang sudah terbiasa dengan lingkungan yang tidak contek-mencontek dan sebagainya, atau bisa jadi karena saya juga berempati dengan teman saya. Jujur saja, saya juga akan sama lemahnya dan bingungnya apabila saya berada dalam kondisi teman saya. Saya juga membayangkan posisi teman-teman saya yang lainnya, yang seringkali mengalami ketidakadilan yang masih ada dalam pendidikan di negeri ini, pun juga mungkin lelah dicurangi dan tergoda untuk ikut mencontek.

Kepada teman-teman saya, saya tidak ingin semata-mata memarahi kalian dan melarang kalian untuk tidak mencontek. Secara, saya sendiri tidak berada dalam posisi kalian. Saya juga tahu bahwa kalian sudah cukup dinasihati oleh berbagai sumber, baik orangtua, guru, maupun lingkungan di media sosial. Tapi, jika saya dalam posisi kalian, yang saya akan lakukan adalah menanyakan diri saya sendiri, seperti:

- Seberapa penting sih UN ini bagi saya? Apakah UN ini merupakan jaminan masa depan yang lebih baik? Apakah masa depan yang dianggap lebih baik itu juga akan lebih bermanfaat bagi orang lain?

- Apakah mental saya cukup sampai disini? Apakah saya ingin punya masa depan dengan mental lemah? Apakah nilai di atas kertas lebih berharga daripada nilai moral saya?

- Jika saya lelah dicurangi, bukannya dengan ikut mencontek akan menambah ketidakadilan dalam sistem pendidikan ini?

- Jika saya dalam kondisi teman saya diatas, apakah saya bisa menceritakan kondisinya kepada orang tua saya dan meminta dukungan mereka untuk menjadi jujur dalam UN ini? Bukannya mereka akan lebih bangga?

- Dan sebagainya.

Dengan menanyakan diri kalian sendiri, setidaknya kalian dapat mengetahui diri kalian lebih dalam dan tidak semata-mata takut dan mengikuti teman-teman yang lain. Ini juga tidak berarti saya mendukung kalian untuk mencontek. Sama sekali. Saya sendiri adalah orang yang sangat menghargai kejujuran. Tapi, saya juga tahu beban kalian sangat lah berat, dan kalian sendiri mungkin juga telah menanyakan diri kalian sendiri berkali-kali.

Jika kalian merasa beban kalian sangat lah berat, jangan lupa banyak di sekitar kalian yang dapat memberi dukungan kepada kalian – orang tua, guru, atau sesama teman. Jangan lupa juga untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa dan simply berdoa untuk yang terbaik. Dan jangan lah lupa untuk percaya kepada kemampuan diri kalian sendiri. :)

Dan sebagai penutup, saya sekali lagi ingin mengucapkan: selamat berjuang para peserta Ujian Nasional 2016! Semoga kalian dapat mendapat yang terbaik. Aamiin.

Salam,
Bayu Ahmad

No comments:

Post a Comment